Sebuah studi
yang dipublikasikan dalam American Journal of Adolescent Health, mengungkapkan
bahwa kegemukan alias obesitas dapat berakibat pada berbagai gangguan kesehatan
seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes, apalagi jika telah dialami sejak
kecil. Studi tersebuat juga mengungkap bahwa efek negatif tersebut akan lebih
terasa bagi anak laki-laki ketimbang anak perempuan. Bagaimana hal itu bisa
terjadi?
Dikutip dari zeenews,
Selasa (26/2/2013), seorang peneliti dari Westmead Millennium Institute
(WMI), Sydney, mengungkapkan bahwa anak laki-laki yang mengalami kegemukan
rata-rata memiliki kualitas hidup yang lebih rendah. Tak heran jika kondisi
berat badan yang berlebihan di kalangan remaja, terutama pada remaja laki-laki
cenderung dikaitkan dengan penurunan kepuasan hidup.
"Kami
terkejut ketika menemukan dampak psiko-sosial negatif dari obesitas pada remaja
laki-laki ternyata lebih besar daripada remaja perempuan. Pasalnya studi ini
menunjukkan bahwa status berat badan yang tak sehat dan lemak tubuh yang
berlebihan memberikan dampak negatif terhadap kesejahteraan fisik dan mental
remaja, terutama pada remaja laki-laki," kata ketua tim peneliti, Bamini
Gopinath.
"Sebaliknya
remaja perempuan yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dalam studi
ini memperlihatkan skor kualitas hidup yang tidak jauh berbeda dengan remaja
perempuan yang berat badannya normal," tambahnya.
Kesimpulan
tersebut diperoleh setelah peneliti melakukan dua studi. Pada studi pertama,
peneliti menghitung skor kualitas hidup atau quality of life (QOL)
1.688 remaja dari 21 sekolah di Sydney antara tahun 2004-2005. Dengan rata-rata
usia 12,7, setiap partisipan menjalani pengukuran berat badan, tinggi badan,
Indeks Massa Tubuh, persentase lemak tubuh dan lingkar pinggang.
Setelah itu,
studi dilanjutkan antara tahun 2009-2011 ketika partisipan menginjak usia 17-18
tahun. Dalam studi kedua ini peneliti melakukan pengukuran ulang pada fisik
partisipan dan menggunakan kuesioner untuk menilai skor QOL setiap partisipan.
Kuesioner tersebut mencakup tiga skor utama: skor QOL total, skor kesehatan
fisik dan skor kesehatan psiko-sosial.
Kendati begitu, Gopinath mengaku tak tahu-menahu apa alasan di balik kondisi ini namun ia berspekulasi hal ini adanya kaitannya dengan pentingnya olahraga bagi remaja laki-laki.
"Karena
obesitas membuat partisipasi mereka pada olahraga tertentu menjadi terbatas,
itu sama halnya dengan memberikan pengaruh negatif terhadap fungsi sosial atau
fungsi fisik bagi remaja laki-laki," duga Gopinath
Untuk
memperkuat temuan mereka, peneliti juga mengamati perubahan skor QOL partisipan
selama lima tahun studi jika partisipan mengalami penurunan berat badan.
Hasilnya, kualitas hidup partisipan juga mengalami peningkatan ketika berhasil
menurunkan berat badan atau kembali ke berat badan normal. Hal ini pun bisa
dilihat dari skor QOL-nya.
Comments